BLOG NGEHULENG ID - Denmark akan menempatkan empat kapal tanpa awak jenis Voyager buatan Saildrone di perairan Baltik mulai Juni 2025 untuk memperkuat pengawasan maritim dan intelijen di kawasan laut yang rawan aktivitas gelap. Langkah ini sejalan dengan pembukaan kantor cabang Saildrone di Kopenhagen pada April 2025, yang memperluas kehadiran perusahaan AS dan intelijen Amerika di Eropa Utara. Pemerintah Denmark juga telah mengesahkan rencana ekspansi angkatan laut termasuk penilaian platform otonom untuk pemantauan di permukaan dan bawah laut.
Latar Belakang Penempatan
Pada musim semi 2025, Saildrone membuka cabang baru di Kopenhagen untuk mendukung operasi Eropa dan meningkatkan kesadaran situasional di Baltik. Kolaborasi dengan Komando Angkatan Laut Kerajaan Denmark akan melibatkan tugas pengintaian kondisi maritim, termasuk pemantauan infrastruktur bawah laut kritis. Penempatan ini juga tanggapan atas meningkatnya ancaman sabotase kabel dan pipa bawah laut, khususnya pasca-serangan terhadap Nord Stream pada 2022.
Spesifikasi Teknis Voyager
- Dimensi: Panjang 10 m, tinggi 4,5 m (termasuk sayap-pelayar).
- Material: Bodi komposit serat karbon dengan sayap-pelayar seluas 16 m².
- Tenaga: Panel surya 400 W dan motor listrik cadangan 4 kW, memungkinkan otonomi hingga 12 bulan.
- Sensor & Komunikasi: Multibeam echosounder, radar SAR, kamera optik/IR dengan analitik AI, satelit Iridium & Starlink, AIS.
- Ketahanan: Tahan gelombang hingga 10 m dan angin hingga 70 knot, serta operasi senyap sulit terdeteksi sonar.
Rencana Penempatan dan Kerjasama
Empat Voyager akan tiba di perairan Denmark pada Juni 2025 untuk misi pengawasan lalu lintas maritim dan pemantauan jalur pasokan bawah laut. Kerjasama antara Saildrone dan Komando Angkatan Laut Kerajaan Denmark mencakup pengujian operasional sebagai bagian dari integrasi platform tanpa awak dalam arsitektur pertahanan negara. Proyek ini juga didukung pendanaan senilai US$ 60 juta, yang dipimpin dana investasi Denmark untuk ekspansi USV di Eropa.
Tantangan dan Isu Bajak Laut
Meskipun diklaim untuk pengawasan sipil, penempatan ini memicu kekhawatiran aktivitas “bajak laut” digital dan fisik untuk memantau pergerakan kapal bayangan Rusia. Data AIS dan peta 3D dasar laut yang dihasilkan diperkirakan dapat digunakan NATO untuk operasi maritim dan anti-sabotase, memperkuat dugaan tujuan militer murni.
Pernyataan Pejabat Eropa
Menteri Pertahanan Estonia Anno Pevkur menyatakan, “Memantau armada bayangan Rusia yang lewat Baltik memberi kita pengaruh strategis besar”. Sementara itu, Kepala Komite Militer UE Robert Brieger menekankan perlunya sumber daya dan mandat politik untuk misi intersep tanker Rusia, yang hingga kini belum ada keputusan operasional.
Dampak Strategis
Penempatan USV Voyager di Baltik dipandang akan mempercepat respons Intelijen Maritim NATO, mengurangi celah waktu informasi, dan memperkuat kedaulatan Eropa di jalur laut vital. Selain itu, penggunaan AI dan sensor mutakhir membuka peluang pengembangan R&D platform otonom yang lebih canggih di masa depan.