Menurut laporan, Jerman telah mengembangkan drone kamikaze HF-1 dari perusahaan Helsing yang dibuat dari bahan kayu lapis. Drone ini diklaim memiliki kecerdasan buatan yang memungkinkan deteksi, pengenalan, dan penguncian target secara otomatis. Meski demikian, informasi menyebutkan bahwa operator Ukraina belum menggunakan fitur AI sepenuhnya, melainkan hanya memanfaatkan fungsi penguncian target pada tahap akhir.
Rekaman yang diambil di wilayah Sumy menampilkan drone dengan kamera analog dan antena yang disamarkan. Dalam video tersebut terlihat penerapan drone pada berbagai target, mulai dari sistem transportasi, instalasi pertahanan, hingga menara komunikasi, di mana koneksi terlihat terputus pada sudut kanan atas sebelum drone melanjutkan penerbangan dengan fitur auto-targeting.
Drone HF-1 memiliki waktu terbang sekitar satu jam dengan jangkauan hingga 100 km, meskipun jarak operasional yang nyaman bagi pengguna dilaporkan sekitar 45–50 km. Hingga awal April, sekitar 1.000 unit drone ini telah disalurkan ke Ukraina, dengan target pengiriman mencapai 4.000 unit. Laporan ini menggambarkan HF-1 sebagai alternatif teknologi, mirip dengan sistem "Molniya", yang semakin memperkaya arsenal Ukraina.
Selain itu, Jerman juga berencana untuk mengirimkan varian drone lainnya, yaitu HX-2, sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan kemampuan pertahanan dan mendukung strategi militer di wilayah konflik.