Pemerintah Finlandia resmi mengumumkan rencana peningkatan signifikan dalam anggaran pertahanan nasional hingga tahun 2032. Langkah ini diambil sebagai respons langsung terhadap meningkatnya kekhawatiran atas ancaman keamanan dari Rusia. Pernyataan ini disampaikan oleh Perdana Menteri Finlandia, Petteri Orpo, yang menegaskan bahwa hampir semua partai politik utama di negara tersebut mendukung kebijakan ini.
“Kami menghadapi realitas baru di kawasan kami. Ancaman dari Rusia tidak dapat diabaikan. Oleh karena itu, kami sepakat untuk memperkuat pertahanan nasional secara bertahap dan berkelanjutan,” ujar Orpo, seperti dikutip dari konferensi pers pemerintah pada 10 Juni 2025.
Komitmen Anggaran: 3% PDB pada 2029
Finlandia menargetkan pengeluaran militer sebesar 3% dari Produk Domestik Bruto (PDB) pada tahun 2029. Ini berarti akan ada peningkatan tahunan sebesar 1,5 hingga 2 miliar euro dibandingkan anggaran saat ini. Kenaikan tersebut akan dialokasikan terutama untuk penguatan angkatan darat, pertahanan udara, serta pengamanan perbatasan timur yang berbatasan langsung dengan Rusia.
Saat ini, anggaran pertahanan Finlandia berada di kisaran 2% dari PDB, sejalan dengan rekomendasi minimum NATO. Namun, dalam pertemuan awal NATO pada 5 Juni, negara-negara anggota termasuk Finlandia menyatakan dukungan atas usulan peningkatan pengeluaran pertahanan hingga 5% PDB untuk jangka panjang. Meskipun masih dalam tahap diskusi, komitmen Finlandia menandai perubahan strategis yang signifikan dalam kebijakan keamanan nasionalnya.
Konteks Geopolitik: Ancaman yang Nyata
Finlandia, yang resmi menjadi anggota NATO pada April 2023, telah mempercepat langkah-langkah integrasi militernya dalam aliansi tersebut. Terletak di perbatasan langsung dengan Rusia sepanjang lebih dari 1.300 kilometer, Finlandia memiliki alasan historis dan geografis untuk mewaspadai dinamika politik dan militer dari Moskwa.
Sejak invasi Rusia ke Ukraina pada 2022, negara-negara Nordik dan Baltik meningkatkan kesiapsiagaan mereka. Dalam hal ini, kebijakan Finlandia tidak hanya merefleksikan kebutuhan domestik, tetapi juga komitmen solidaritas terhadap keamanan kolektif NATO.
Fokus pada Pertahanan Darat dan Udara
Orpo menekankan bahwa dana tambahan akan difokuskan pada sektor-sektor strategis. “Prioritas kami adalah memperkuat pasukan darat, pertahanan perbatasan timur, dan sistem pertahanan udara. Ini adalah pilar utama dari doktrin pertahanan teritorial kami,” ujarnya.
Dalam hal ini, Finlandia juga tengah memperkuat kapasitas logistik, persenjataan artileri, serta kemampuan serangan jarak jauh. Investasi dalam sistem pertahanan udara baru, termasuk integrasi dengan platform NATO seperti NASAMS dan kemungkinan F-35, turut menjadi agenda utama.
Langkah Realistis dan Proporsional
Peningkatan anggaran pertahanan Finlandia dapat dilihat sebagai langkah realistis dalam konteks ancaman regional yang terus berkembang. Meskipun tidak ada indikasi langsung mengenai potensi agresi terhadap Finlandia, upaya ini mencerminkan prinsip kehati-hatian dan kesiapsiagaan jangka panjang.
Secara politik, keputusan ini juga menunjukkan stabilitas internal: dukungan dari hampir semua partai politik mencerminkan konsensus nasional yang jarang terjadi dalam isu anggaran besar. Hal ini menambah legitimasi terhadap arah kebijakan keamanan Finlandia ke depan.
Dengan komitmen jangka panjang hingga 2032 dan target 3% PDB untuk pengeluaran militer pada 2029, Finlandia menegaskan posisinya sebagai negara yang proaktif dalam menjaga keamanan nasional dan kawasan. Di tengah ketidakpastian geopolitik, kebijakan ini tampaknya akan memperkuat posisi Helsinki dalam kerangka NATO dan meningkatkan daya tahan strategis negara terhadap potensi tekanan dari Rusia.