Israel Ungkap Penggunaan Sistem Laser Iron Beam dalam Operasi Militer di Lebanon

Israel ungkap pemakaian sistem laser Iron Beam untuk hadapi drone Hizbullah, jadi solusi murah dan efektif hadapi ancaman udara modern.
Israel Ungkap Penggunaan Sistem Laser Iron Beam dalam Operasi Militer di Lebanon
BLOG NGEHULENG ID - Pemerintah Israel secara resmi mengonfirmasi bahwa pasukan pertahanannya (IDF) telah menggunakan sistem pertahanan udara berbasis laser dalam operasi militer melawan kelompok Hizbullah di Lebanon. Informasi ini diungkap enam bulan setelah operasi tersebut berakhir, menandai babak baru dalam pemanfaatan teknologi pertahanan canggih di kawasan Timur Tengah.

Israel Gunakan Versi Kompak Iron Beam dalam Perang Melawan Drone

Menurut laporan resmi dari Kementerian Pertahanan Israel yang dirilis pada akhir Mei 2025, sistem laser yang digunakan adalah versi kompak dari Iron Beam, sebuah sistem senjata berbasis laser yang dirancang oleh perusahaan pertahanan Israel, Rafael Advanced Defense Systems. Sistem ini digunakan secara aktif selama konflik terbatas di perbatasan utara, terutama untuk menetralisir ancaman dari drone bersenjata dan proyektil jarak dekat yang diluncurkan oleh Hizbullah dari wilayah Lebanon.

Sebelumnya, keberadaan sistem ini masih dirahasiakan. Baru setelah evaluasi internal dilakukan dan sistem dinyatakan berhasil mencapai tingkat efektivitas tertentu dalam kondisi pertempuran nyata, pemerintah Israel memutuskan untuk mengungkapkan informasi ini kepada publik.

Apa Itu Iron Beam?

Iron Beam adalah sistem pertahanan udara (PVO) berbasis laser yang menggunakan laser fiber berdaya 100 kilowatt (kW) untuk menghancurkan ancaman di udara seperti roket jarak pendek, mortir, artileri ringan, dan drone (UAV) dalam radius hingga 7-10 kilometer. Untuk mengeliminasi target, sistem ini memusatkan laser selama 4-5 detik.

Kompleks Iron Beam terdiri atas:
  • Unit radar untuk deteksi ancaman.
  • Pusat komando dan kendali.
  • Dua unit laser yang dapat dipasang pada kendaraan taktis.
Salah satu keunggulan utama dari sistem ini adalah biaya operasional yang sangat rendah, disebutkan hanya beberapa dolar per tembakan, jauh lebih murah dibandingkan sistem rudal konvensional yang bisa menelan biaya puluhan hingga ratusan ribu dolar per peluncuran.

Namun, kelemahan dari sistem ini adalah ketergantungan terhadap kondisi cuaca. Laser dapat terganggu oleh kabut, hujan lebat, dan debu padat.

Pengembangan Bersama Lockheed Martin untuk Versi Lebih Kuat

Selain versi kompak yang telah digunakan di lapangan, Rafael juga tengah mengembangkan versi Iron Beam berdaya 300 kW bekerja sama dengan perusahaan pertahanan Amerika Serikat, Lockheed Martin. Versi ini akan memanfaatkan beberapa sinar laser yang dipusatkan secara simultan untuk menghancurkan target dengan efisiensi dan daya jangkau yang lebih tinggi, serta mampu menghadapi ancaman multipel secara bersamaan.

Proyek ini merupakan bagian dari respons strategis Israel terhadap meningkatnya penggunaan drone murah dan berjumlah besar, yang telah terbukti efektif dalam konflik modern, termasuk di Ukraina dan Suriah.

Mengapa Israel Mengembangkan Sistem Ini?

Menurut analis pertahanan dan sumber-sumber resmi dari Rafael, alasan utama pengembangan sistem ini adalah potensi kekurangan rudal interceptor konvensional. Dalam situasi perang besar, penggunaan sistem rudal untuk menghadapi ribuan drone kecil dianggap tidak efisien secara biaya maupun logistik.

“Biaya yang dikeluarkan untuk menghadapi serangan drone jauh lebih besar dibandingkan dengan nilai strategis unit-unit drone itu sendiri,” ujar salah satu pejabat Rafael dalam konferensi pers sebelumnya. Oleh karena itu, pengembangan senjata energi terarah (directed energy weapons) seperti Iron Beam menjadi langkah logis dalam menyusun pertahanan berlapis (layered air defense) yang lebih adaptif dan ekonomis.

Apa Selanjutnya?

Menurut jadwal yang dirilis Kementerian Pertahanan Israel, Iron Beam dalam versi standarnya dijadwalkan akan resmi dioperasikan secara penuh oleh IDF pada akhir tahun 2025. Sistem ini juga sedang diuji untuk kemungkinan instalasi di kapal angkatan laut sebagai bagian dari konsep pertahanan multi-matra di masa depan.

Dengan keberhasilan uji lapangan dan integrasi terbatas dalam operasi militer, Israel semakin memperkuat posisinya sebagai pemimpin dalam teknologi pertahanan laser di dunia. Walaupun teknologi ini masih memiliki keterbatasan, terutama terkait kondisi atmosfer, keberadaannya menandai langkah penting menuju transformasi sistem pertahanan udara global, di mana efisiensi biaya, kecepatan respons, dan adaptabilitas terhadap ancaman modern menjadi prioritas utama.

About the Author

Ngehuleng ID merupakan suatu entitas media independen yang memberikan informasi dan update seputar Militer dan Geopolitik dari seluruh dunia. Landasan kami dalam menyajikan konten adalah menekankan pada fakta, data, dan relevansi serta validitas i…

Posting Komentar

Cookie Consent
We serve cookies on this site to analyze traffic, remember your preferences, and optimize your experience.
Oops!
It seems there is something wrong with your internet connection. Please connect to the internet and start browsing again.
AdBlock Detected!
We have detected that you are using adblocking plugin in your browser.
The revenue we earn by the advertisements is used to manage this website, we request you to whitelist our website in your adblocking plugin.