BLOG NGEHULENG ID - Pemerintah Jerman resmi memilih roket penyerang presisi Joint Strike Missile (JSM) buatan Norwegia untuk melengkapi armada jet tempur F-35 Lightning II mereka, dalam kesepakatan pemerintah-ke-pemerintah senilai sekitar 6,5 miliar krona Norwegia (sekitar 600 juta USD). Persetujuan akhir diberikan oleh Bundestag pada 4 Juni 2025, dengan kontrak diperkirakan akan ditandatangani sebelum akhir paruh pertama tahun ini.
Kesepakatan dan Nilai Kontrak
- Akuisisi 35 unit Joint Strike Missile (JSM).
- Pemerintah Jerman melalui Badan Materiel Pertahanan Norwegia (NDMA) sebagai mitra kontrak, diproduksi oleh Kongsberg.
- Disetujui Bundestag pada 4 Juni 2025; kontrak ditargetkan akhir H1 2025.
- Nilai kontrak ± 6,5 miliar NOK (± 600 juta USD)
Struktur pemerintahan ke pemerintah ini dijalankan di bawah kerangka Kerjasama Materiel Pertahanan Maritim antara Norwegia dan Jerman, di mana NDMA bertindak sebagai pihak kontrak dari Norwegia.
Jerman Jadi Negara Kelima
Dengan kesepakatan ini, Jerman menjadi negara kelima yang mengintegrasikan JSM pada platform F-35, setelah Norwegia, Jepang, Australia, dan Amerika Serikat.
Rincian Pesanan Pesawat dan Roket Pendukung
F-35A Lightning II: Jerman telah memesan 35 unit F-35A melalui Foreign Military Sale (FMS) dari Amerika Serikat. Surat penerimaan resmi ditandatangani Desember 2022 senilai sekitar €8,3 miliar, dengan delapan pesawat pertama dijadwalkan tiba mulai 2026 dan operasi penuh ditargetkan pada 2028.
JASSM-ER: Sebagai pelengkap, pada Maret 2024 Jerman memulai proses pembelian 75 rudal jelajah JASSM-ER (Joint Air-to-Surface Standoff Missile-Extended Range) dari AS untuk meningkatkan kapabilitas serangan jarak jauh, yang menunggu finalisasi kontrak musim gugur 2024.
Profil Joint Strike Missile
Joint Strike Missile (JSM) adalah rudal jelajah subsonik berbasis teknologi Naval Strike Missile (NSM) yang dirancang khusus untuk pembawaannya di dalam badan F-35A dan F-35C:
- Berat: ± 416 kg, termasuk hulu ledak fragmentasi 125 kg
- Jangkauan: Lebih dari 300 km dalam profil standar, dengan opsi profil terbang “hi-hi-low” mencapai hingga 555 km
- Kecepatan: Sekitar Mach 0,7-0,95 berkat mesin turbofan dan booster roket pelepas
- Teknologi: Kombinasi navigasi inersia, GPS/INS, pencitraan inframerah, dan Autonomous Target Recognition (ATR) untuk presisi tinggi dan mitigasi kerusakan kolateral
Mengapa JSM?
Peningkatan kapabilitas serangan presisi milik JSM memungkinkan Jerman melakukan serangan stand-off terhadap target strategis dari jarak aman. Ini sejalan dengan komitmen Berlin memperkuat pertahanan transatlantik dan interoperabilitas dalam NATO, terutama di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik di Eropa.
Dengan langkah ini, Jerman menegaskan posisinya sebagai mitra kunci bagi Norwegia dan sekutu lainnya dalam pengembangan sistem persenjataan canggih, serta memperkuat daya pukul Luftwaffe memasuki era jet tempur generasi kelima.