Pada 5 Juni 2025, China North Industries Group (Norinco) secara resmi memperkenalkan sistem pertahanan udara bergerak Type 625E dalam sebuah demonstrasi lapangan yang signifikan. Sistem ini terlihat beraksi, secara efektif menargetkan kawanan drone selama latihan tembak langsung yang dilakukan oleh unit pertahanan udara Tentara Pembebasan Rakyat (PLA). Peristiwa ini menggarisbawahi pergeseran fokus yang semakin jelas dalam strategi pertahanan Tentara China, yang kini memprioritaskan persiapan pasukan daratnya untuk menghadapi ancaman udara di masa depan, khususnya kendaraan udara tak berawak (UAV) yang beroperasi di ketinggian rendah.
Pengembangan Type 625E merupakan hasil kolaborasi antara China South Industries Group Corporation (CSGC) dan Norinco, dua konglomerat pertahanan terkemuka di China. Meskipun baru diungkapkan secara luas dalam aksi pada pertengahan 2025, sistem ini telah diperkenalkan ke publik pada Airshow China 2022 di Zhuhai, dengan prototipe yang terlihat dalam pengujian sejak awal 2021, termasuk di wilayah strategis seperti Wilayah Militer Tibet.
Dalam lanskap pertahanan global yang terus berubah, di mana drone dan senjata presisi semakin membentuk dinamika medan perang, kemampuan pertahanan udara terintegrasi dan sangat bergerak menjadi krusial. Penyebaran Type 625E menandakan sikap proaktif kekuatan militer china dalam mengatasi ancaman UAV yang terus meningkat, sebuah fenomena yang kini secara fundamental membentuk doktrin militer modern di seluruh dunia. Sistem ini dirancang secara spesifik untuk menghadapi berbagai target ketinggian rendah, termasuk drone, helikopter, dan amunisi presisi, yang menunjukkan adaptasi strategis terhadap realitas konflik kontemporer.
Kecepatan pengembangan dan penyebaran Type 625E sangat mencolok. Sistem ini bergerak dari fase prototipe yang terlihat pada tahun 2021, ke pengungkapan publik pada tahun 2022, dan kemudian demonstrasi operasional dalam latihan tembak langsung pada Juni 2025 dalam waktu yang relatif singkat. Percepatan ini bukan sekadar kemajuan teknologi biasa, ini merupakan indikasi kuat bahwa Tentara China secara agresif mengubah dan memprioritaskan doktrin militernya sebagai respons terhadap ancaman yang berkembang. Konflik-konflik kontemporer telah secara jelas menunjukkan efektivitas drone dalam menembus jaringan pertahanan udara tradisional, dan PLA tampaknya tidak menunggu. Mereka telah mengidentifikasi kesenjangan kritis dalam kemampuan pertahanan udara jarak pendek (SHORAD) mereka terhadap UAV dan dengan cepat mengembangkan serta mengintegrasikan solusi yang ditargetkan. Kemampuan baru ini secara langsung membentuk cara mereka akan beroperasi dan bertempur di medan perang masa depan, menunjukkan bahwa kekuatan militer china tidak hanya berinvestasi dalam platform militer tradisional yang besar, tetapi juga secara aktif membentuk kembali kemampuan mereka untuk perang modern yang didominasi oleh teknologi baru dan ancaman yang muncul, memastikan mereka tetap relevan dan efektif.
Fitur dan Kemampuan Teknis Unggulan
Type 625E mewakili lompatan signifikan dalam kemampuan pertahanan udara bergerak China, menggabungkan sistem senjata canggih, sensor terintegrasi, dan mobilitas tinggi untuk menghadapi spektrum ancaman udara modern.
Sistem Senjata Terintegrasi: Meriam Gatling dan Rudal Anti-Pesawat
Inti dari kemampuan Type 625E adalah kombinasi meriam otomatis Gatling 6 laras dengan peluncur rudal, semuanya terpasang pada sasis beroda 8x8 yang sangat bermanuver.
Meriam utama sistem ini umumnya adalah meriam Gatling 25 mm 6 laras, yang memiliki jangkauan efektif hingga 2,5 kilometer dan ketinggian 2 kilometer. Meriam ini mampu menembakkan hingga beberapa ribu peluru per menit, menjadikannya sangat efektif untuk menghadapi target udara yang cepat dan berukuran kecil, seperti drone dan rudal jelajah. Menariknya, beberapa laporan juga menyebutkan varian dengan meriam Gatling 30 mm. Yang lebih penting, turret sistem ini dirancang agar kompatibel dengan meriam 25 mm atau 30 mm, yang dapat diganti sesuai kebutuhan operasional. Adanya dua kaliber meriam yang berbeda yang disebutkan, ditambah dengan pernyataan eksplisit bahwa turretnya modular dan dapat diganti, menunjukkan desain yang disengaja untuk memberikan fleksibilitas operasional yang signifikan kepada Tentara China. Meriam 25mm mungkin dioptimalkan untuk volume tembakan tinggi dan presisi terhadap target kecil dan cepat seperti drone, sementara 30mm dapat menawarkan daya hancur yang lebih besar terhadap target yang lebih tangguh atau memiliki peran sekunder anti-darat yang lebih kuat. Kemampuan untuk mengadaptasi sistem senjata inti ini menunjukkan pemikiran ke depan dalam desain untuk menghadapi spektrum ancaman yang luas, memungkinkan penyesuaian cepat terhadap dinamika medan perang yang berubah.
Selain meriam, Type 625E dilengkapi dengan rudal permukaan-ke-udara jarak pendek. Varian yang umum disebutkan adalah rudal FN-16 dengan jangkauan maksimum 6 kilometer, dan rudal FB-10 atau FB-10A dengan jangkauan maksimum 10 kilometer. Beberapa sumber bahkan mengklaim rudal FB-10A dapat mencapai jangkauan hingga 17 kilometer. Rudal-rudal ini dirancang untuk mencegat target ketinggian rendah dan ultra-rendah dengan kemampuan manuver tinggi, mampu melakukan belokan hingga 18g, memastikan efektivitas terhadap ancaman yang gesit.
Sistem ini juga memiliki peran ganda yang signifikan. Meriamnya tidak hanya berfungsi sebagai pertahanan udara tetapi juga dapat digunakan dalam peran sekunder untuk pertempuran darat melawan kendaraan lapis baja ringan dan bangunan. Lebih lanjut, Type 625E memiliki kemampuan Counter-Rocket, Artillery, and Mortar (C-RAM), menjadikannya aset pertahanan titik yang sangat serbaguna yang mampu mencegat proyektil yang masuk.
Sistem Deteksi dan Penargetan Canggih: Radar dan Sensor Elektro-Optik
Untuk memastikan presisi respons cepat, Type 625E mengintegrasikan radar kendali tembak dan sensor elektro-optik yang canggih. Sistem ini menggabungkan radar pencari untuk deteksi awal, radar pelacak untuk akuisisi target berkelanjutan, dan sistem pelacakan optoelektronik untuk akurasi yang ditingkatkan. Setelah mendeteksi target berkecepatan tinggi, radar pencari memberikan informasi indikasi target, yang kemudian mengarahkan radar pelacak dan sistem optoelektronik ke posisi target untuk keterlibatan yang akurat.
Selain itu, sistem ini dilengkapi dengan sensor optik inframerah, yang memungkinkan kemampuan menyerang beberapa target secara bersamaan melalui umpan kamera inframerah, memastikan efektivitas siang dan malam hari.
Salah satu aspek yang paling mutakhir dari Type 625E adalah potensi integrasi senjata energi terarah (HPM). Beberapa sumber secara eksplisit menyebutkan bahwa sistem gelombang mikro berdaya tinggi (HPM) dipasang pada platform pertahanan udara jarak pendek Type 625E untuk melawan formasi kawanan drone dan UAV kecil. Ini adalah teknologi senjata energi terarah (DEW) yang mampu menetralkan banyak ancaman udara secara bersamaan, sebuah kemampuan yang sangat penting dalam menghadapi serangan kawanan. Kemampuan HPM ini didukung oleh radar onboard dan sensor inframerah untuk penargetan real-time, memungkinkan sistem untuk menargetkan drone dalam jangkauan 2-5 kilometer. Integrasi HPM pada sasis Type 625E menandakan bahwa sistem ini tidak hanya mengandalkan proyektil kinetik (meriam dan rudal) tetapi juga memiliki kemampuan serangan non-kinetik. Ini adalah langkah maju yang signifikan dalam perang anti-drone, memungkinkan penargetan dan netralisasi kawanan drone yang sulit ditangani oleh sistem senjata konvensional. Pendekatan ini menunjukkan pertahanan multi-spektrum oleh kekuatan militer china, yang semakin memperkuat kemampuan pertahanan udara mereka terhadap spektrum ancaman modern yang luas.
Mobilitas Tinggi dan Kemampuan Operasi Otonom
Seluruh sistem Type 625E dipasang pada sasis beroda 8x8 yang sangat bermanuver, serupa dengan kendaraan tempur infanteri beroda ZBL-08, yang memungkinkan kecepatan hingga 100 km/jam. Sasis ini memberikan mobilitas tinggi di berbagai medan, memungkinkan penyebaran cepat dan reposisi sebagai respons terhadap kebutuhan medan perang yang dinamis.
Yang krusial, sistem ini dapat beroperasi secara otonom tanpa kendaraan komando terpisah, meskipun juga dapat bekerja dalam kelompok dan berbagi informasi melalui tautan data. Kemampuan otonom dan mobilitas tinggi Type 625E, ditambah dengan kemampuannya untuk berbagi data dalam kelompok tanpa selalu bergantung pada kendaraan komando terpisah, menunjukkan fokus taktis pada operasi terdesentralisasi. Ini sangat berharga untuk medan perang perkotaan dan regional di masa depan di mana unit-unit mungkin perlu beroperasi secara mandiri atau dalam kelompok kecil tanpa dukungan komando dan kontrol terpusat yang konstan. Desain ini meningkatkan ketahanan sistem terhadap serangan yang menargetkan pusat komando atau jaringan komunikasi, memastikan bahwa pertahanan tetap efektif bahkan dalam lingkungan yang terganggu. Pendekatan ini meningkatkan ketahanan dan efektivitas tentara PLA dalam lingkungan tempur yang kompleks dan cepat, di mana komunikasi dan koordinasi terpusat dapat terganggu. Ini memungkinkan unit-unit untuk merespons ancaman secara lokal dan cepat, menjadikannya aset kunci untuk pertahanan titik dan operasi di garis depan.
Pengembangan dan Penerapan dalam Tentara China
Pengembangan dan penerapan Type 625E oleh Tentara China mencerminkan prioritas strategis yang jelas dan siklus inovasi yang dipercepat.
Peran Norinco dan CSGC dalam Pengembangan
Type 625E dikembangkan bersama oleh China North Industries Group (Norinco) dan China South Industries Group Corporation (CSGC). Kedua entitas ini adalah konglomerat pertahanan utama milik negara China, yang bertanggung jawab atas desain dan produksi banyak sistem senjata buatan dalam negeri. Keterlibatan mereka dalam proyek ini menggarisbawahi upaya terkoordinasi dan terpusat dalam modernisasi kekuatan militer china, memanfaatkan keahlian industri pertahanan domestik untuk memenuhi kebutuhan strategis PLA.
Siklus Pengembangan Cepat dan Uji Coba Lapangan
Sistem ini telah mengikuti siklus pengembangan yang sangat cepat, sebuah indikator kebutuhan mendesak PLA untuk melawan ancaman udara generasi baru, terutama UAV. Setelah pertama kali disajikan dalam bentuk prototipe hanya beberapa tahun yang lalu dengan laporan pengujian yang muncul pada awal 2021, Type 625E dengan cepat maju ke pelatihan tingkat unit dan kualifikasi tembak langsung.
Penyebarannya selama latihan PLA baru-baru ini, di mana sistem ini berhasil mencegat beberapa drone, menunjukkan kematangan teknologi yang signifikan dan evolusi doktrinal yang cepat. Uji coba ini tidak hanya bersifat internal, sistem ini telah didemonstrasikan dalam kondisi dunia nyata, termasuk dengan Angkatan Darat Grup ke-77 PLA dan dalam latihan militer gabungan di perbatasan China-Myanmar, yang semakin memperkuat kesiapan operasionalnya.
Penerapan Awal dan Latihan Militer PLA
Type 625E telah dilengkapi secara ekstensif di unit-unit Tentara China, dengan laporan awal menunjukkan bahwa sistem ini pertama kali memasuki layanan di Wilayah Militer Tibet pada tahun 2021. Penempatan awal di wilayah strategis ini menyoroti prioritas yang diberikan PLA pada kemampuan pertahanan udara di area-area penting. Visual terbaru dari Type 625E dalam aksi menandai momen kunci dalam evolusi militer China, menegaskan bahwa pasukan pertahanan udara PLA dengan cepat beradaptasi dengan realitas ancaman udara modern.
Kecepatan pengembangan dan penyebaran Type 625E, serta penekanannya yang jelas pada kemampuan anti-drone, menunjukkan bahwa PLA telah dengan cermat mempelajari konflik kontemporer di seluruh dunia di mana drone telah berulang kali terbukti mampu menembus jaringan pertahanan udara tradisional. Ini bukan hanya tentang mengakuisisi teknologi baru, tetapi tentang mengintegrasikan pelajaran berharga ini ke dalam strategi dan kemampuan militer mereka. Pengalaman dari medan perang global menginformasikan kebutuhan mendesak untuk sistem seperti Type 625E, yang dapat secara efektif melawan ancaman yang sebelumnya tidak tertangani atau kurang ditangani oleh sistem lama. Hal ini memperkuat posisi China sebagai pemain serius dalam segmen penting pertahanan udara berbasis darat ini, menunjukkan kemampuan mereka untuk merespons ancaman yang muncul dengan kecepatan dan efisiensi.
Peran Strategis dalam Doktrin Militer China
Pengenalan Type 625E merupakan elemen kunci dalam strategi pertahanan udara berlapis Tentara China, yang dirancang untuk mengatasi ancaman yang berkembang dan memperkuat posisi geopolitik negara tersebut.
Menjembatani Kesenjangan Pertahanan Udara Jarak Pendek (SHORAD)
Sistem pertahanan udara jarak pendek (SHORAD) Type 625E merupakan kemajuan penting dalam strategi pertahanan udara berlapis China, secara efektif menjembatani kesenjangan dalam kemampuan SHORAD mereka. Sistem ini mengisi kekosongan yang sebelumnya diyakini akan diisi oleh sistem lain seperti PGL-12, yang tidak pernah secara luas dioperasikan karena berbagai kekurangan seperti kapasitas produksi rendah dan biaya tinggi. Dengan Type 625E, PLA kini memiliki solusi yang lebih efektif dan hemat biaya untuk pertahanan udara jarak dekat.
Persiapan untuk Lingkungan Tempur yang Didominasi Drone Swarm
Integrasi sistem ini ke dalam latihan pelatihan PLA mengungkapkan niat yang jelas: untuk mempersiapkan pasukan darat Tentara China untuk konflik di masa depan di mana kawanan drone, amunisi berkeliaran (loitering munitions), dan platform serangan presisi akan mendominasi wilayah udara. Ini adalah bagian dari modernisasi kekuatan militer china yang lebih luas dari pasukan pertahanan udara, mengambil pelajaran dari konflik kontemporer di mana drone telah berulang kali menembus jaringan pertahanan udara tradisional. Fokus pada kemampuan anti-drone menunjukkan bahwa PLA secara aktif merespons perubahan fundamental dalam sifat peperangan udara.
Implikasi Geopolitik dan Potensi Ekspor
Pengembangan Type 625E memiliki implikasi geopolitik yang signifikan. Sistem ini menunjukkan kemampuan China untuk mengerahkan sistem pertahanan titik canggih yang dapat diekspor ke sekutu atau digunakan untuk memperkuat wilayah yang disengketakan, terutama di Indo-Pasifik. Beberapa laporan secara eksplisit menyebutkan bahwa Type 625E tidak hanya dikembangkan untuk penggunaan domestik tetapi juga untuk ekspor, menyoroti nilai komersial dan strategisnya di pasar pertahanan global.
Kemampuan ekspor Type 625E, ditambah dengan penyebaran potensialnya di wilayah yang disengketakan (seperti Indo-Pasifik), menunjukkan bahwa sistem ini lebih dari sekadar aset pertahanan domestik. Ini adalah alat untuk proyeksi kekuatan dan peningkatan pengaruh geopolitik. Dengan menawarkan teknologi anti-drone canggih kepada negara-negara sekutu atau yang memiliki hubungan baik, China dapat memperluas jaringannya dan memperkuat aliansi. Sementara itu, penyebarannya di wilayah sensitif dapat mengubah keseimbangan kekuatan regional dan menantang dominasi udara tradisional. Ini juga menegaskan posisi China sebagai pemimpin dalam teknologi anti-UAV. Modernisasi kekuatan militer china, termasuk pengembangan sistem seperti Type 625E, memiliki dimensi strategis yang lebih luas yang melampaui pertahanan teritorial langsung, berkontribusi pada ambisi China untuk menjadi pemain global yang dominan dalam teknologi pertahanan dan keamanan regional.
Perbandingan dengan Sistem Pertahanan Udara Global
Untuk memahami posisi Type 625E dalam lanskap pertahanan udara global, perbandingan dengan sistem sejenis dari negara lain sangatlah penting.
Type 625E vs. Pantsir-S1/SM Rusia
Type 625E sering dibandingkan dengan sistem Pantsir Rusia, yang merupakan salah satu sistem pertahanan udara terkemuka di dunia. Pantsir-S1 atau varian terbarunya, Pantsir-SM, umumnya menawarkan jangkauan yang lebih besar dan kemampuan radar yang lebih canggih. Pantsir-S1 dilengkapi dengan rudal 57E6E dengan jangkauan serangan hingga 20 km, sementara Pantsir-SM dengan rudal 57E6ME menawarkan jangkauan hingga 30 km dan deteksi radar hingga 75 km. Meriam autocannon 30 mm Pantsir juga memiliki jangkauan yang lebih jauh.
Meskipun Pantsir unggul dalam jangkauan dan kemampuan radar yang lebih luas, menjadikannya lebih cocok untuk skenario keterlibatan target yang lebih jauh dan pertahanan area yang lebih luas, Type 625E menawarkan solusi yang lebih ringkas dan serbaguna. Type 625E menonjol dengan kemampuan tembak cepatnya yang sangat sesuai untuk ancaman jarak dekat, terutama kawanan drone. Perbedaan ini mencerminkan perbedaan filosofi desain yang mendasar: Pantsir sebagai sistem pertahanan area yang lebih luas dan terintegrasi dalam jaringan C2 (Command and Control) yang lebih besar, sementara Type 625E sebagai solusi SHORAD yang gesit, otonom, dan dirancang untuk operasi terdesentralisasi. Perbedaan ini menunjukkan bahwa Tentara China tidak hanya meniru desain asing, tetapi secara strategis mengembangkan sistem yang disesuaikan dengan kebutuhan doktrinal dan operasional spesifik mereka dalam menghadapi evolusi ancaman udara. Type 625E mengisi ceruk yang berbeda dan melengkapi sistem pertahanan udara China yang lebih besar, memperkuat strategi pertahanan udara berlapis mereka.
Type 625E vs. IM-SHORAD Amerika Serikat
Dibandingkan dengan sistem seperti IM-SHORAD berbasis Stryker Amerika, Type 625E menawarkan keuntungan signifikan dalam hal otonomi penuh, penargetan terintegrasi, dan mobilitas tanpa batas yang cocok untuk operasi cepat dan tersebar. Sementara Pantsir dan IM-SHORAD tetap bergantung pada integrasi berlapis dengan jaringan C2 yang lebih luas, desain Type 625E mencerminkan fokus taktis pada operasi terdesentralisasi, menjadikannya aset kunci untuk medan perang perkotaan dan regional di masa depan.
Keunggulan dan Keterbatasan Relatif
Type 625E diposisikan sebagai pemain serius dalam segmen kritis pertahanan udara berbasis darat, terutama dalam perlombaan global untuk mengembangkan kemampuan anti-UAV yang efektif. Meskipun Pantsir-SM menawarkan jangkauan rudal hingga 30 km dan deteksi radar hingga 75 km, Type 625E dengan meriam 25 mm dan rudal FN-16/FB-10 (jangkauan 6-10 km, atau 17 km untuk FB-10A) menawarkan kemampuan tembak cepat yang sesuai untuk ancaman jarak dekat dan kemampuan C-RAM yang kuat.
Tabel ini memungkinkan pembaca untuk dengan cepat mencerna perbedaan dan persamaan utama antara Type 625E dan pesaing globalnya dalam format yang ringkas dan mudah dipahami. Daripada harus membaca paragraf panjang untuk setiap perbandingan, tabel menyajikan data secara terstruktur, memudahkan analisis komparatif yang cepat. Ini menyoroti secara visual kekuatan dan kelemahan relatif Type 625E, seperti keunggulannya dalam otonomi dan fokus anti-drone versus jangkauan Pantsir yang lebih jauh. Hal ini juga memperkuat klaim bahwa Type 625E mengisi ceruk khusus dalam pertahanan udara jarak pendek, terutama untuk ancaman kawanan drone, yang merupakan fokus utama PLA.
Masa Depan Pertahanan Udara China
Pengenalan dan penyebaran Type 625E menandai titik balik penting dalam evolusi militer China dan modernisasi kekuatan militer china secara keseluruhan. Sistem ini bukan hanya respons terhadap ancaman udara modern, tetapi juga cerminan dari adaptasi doktrinal PLA yang lebih luas, dengan fokus pada perang yang didominasi drone dan operasi terdesentralisasi.
Dengan kombinasi senjata kinetik dan potensi energi terarah, mobilitas tinggi, dan kemampuan otonom, Type 625E memposisikan Tentara China sebagai pemain kunci dalam perlombaan global untuk mengembangkan kemampuan anti-UAV yang efektif. Masa depan pertahanan udara China akan sangat bergantung pada integrasi sistem canggih seperti Type 625E ke dalam jaringan pertahanan berlapis yang lebih besar, memastikan kemampuan yang tangguh dan adaptif terhadap spektrum ancaman udara yang terus berkembang.