Pemerintah Amerika Serikat memilih untuk tidak memasukkan Rusia dalam daftar negara yang akan dikenai tarif impor baru. Langkah ini diambil seiring dengan upaya negosiasi untuk meredakan konflik di Ukraina, dengan harapan dapat menyelamatkan nyawa dan menghindari memperkeruh situasi.
Kebijakan Tarif dan Negosiasi
Menurut Kevin Hassett, Direktur Dewan Ekonomi Nasional di Gedung Putih, AS sengaja tidak mencampurkan isu tarif dengan upaya mencapai perdamaian di Ukraina. “Negosiasi dengan Rusia dan Ukraina sedang berlangsung, dan keputusan ini memastikan kedua masalah tidak tercampur,” ujarnya. Langkah ini dianggap strategis agar pembahasan tarif tidak mengganggu proses diplomasi untuk mengakhiri konflik.
Respon Global dan Tuntutan Negosiasi
Sementara Rusia dikecualikan, Ukraina tetap termasuk dalam kebijakan tarif yang diberlakukan. Lebih dari 50 negara telah menyampaikan permintaan kepada pemerintahan AS untuk memulai negosiasi guna mengurangi atau bahkan menghapus tarif impor yang diberlakukan. Hassett menegaskan bahwa banyak negara berupaya mencapai kesepakatan langsung dengan Presiden untuk mendapatkan kejelasan terkait status tarif tersebut.
Pertanyaan dan Isu Lain
Di tengah perdebatan kebijakan ini, muncul pula pertanyaan terkait penerapan tarif pada wilayah lain, seperti penduduk di pulau Heard dan McDonald. Meski demikian, pejabat AS menegaskan bahwa penetapan tarif baru akan segera diberlakukan tanpa penundaan, meskipun negosiasi terus dilakukan dengan para mitra internasional.
Poin Penting
Langkah AS yang tidak memberlakukan tarif impor terhadap Rusia merupakan bagian dari strategi diplomatik untuk mendukung upaya perdamaian di Ukraina. Dengan menghindari pencampuran isu tarif dan konflik, diharapkan negosiasi dapat berjalan lebih efektif, meskipun tantangan dari lebih dari 50 negara yang menginginkan peninjauan kembali kebijakan tarif tetap ada.