AS Kembangkan Helm AR Militer Canggih Sementara Finlandia Kembali ke Kompas dan Peta Kertas

Teknologi tinggi dan metode konvensional menjadi strategi berbeda dalam kesiapan militer menghadapi medan tempur modern
AS Kembangkan Helm AR Militer Canggih Sementara Finlandia Kembali ke Kompas dan Peta Kertas
BLOG NGEHULENG ID - Dua pendekatan berbeda tengah diambil oleh Amerika Serikat dan Finlandia dalam meningkatkan kesiapan pasukan militernya. Di AS, perusahaan pertahanan Anduril Industries bekerja sama dengan Meta Platforms Inc. untuk mengembangkan helm augmented reality (AR) militer generasi baru bernama EagleEye, sementara di Finlandia, Angkatan Darat kembali mengajarkan dasar-dasar navigasi manual kepada prajuritnya, termasuk penggunaan kompas dan peta topografi.

Inovasi Teknologi Militer Amerika Serikat

Pada awal Juni 2025, juru bicara Anduril Industries mengonfirmasi bahwa perusahaan telah menandatangani perjanjian strategis dengan Meta untuk merancang dan memproduksi helm EagleEye yang diperuntukkan bagi Angkatan Bersenjata Amerika Serikat. Helm ini dilengkapi dengan sistem optik berbasis karbida silikon, yang memungkinkan bidang pandang luas dan akurasi warna tinggi, bahkan dalam kondisi pencahayaan minim atau lingkungan ekstrem.

Komponen kunci dari helm ini adalah integrasi kecerdasan buatan militer berbasis model Llama, yang dirancang untuk memproses data real-time dari sensor, drone, satelit, dan sistem darat. AI ini secara langsung memberikan opsi keputusan kepada prajurit di lapangan berdasarkan analisis data lingkungan sekitar.

Lebih lanjut, data dari helm EagleEye akan disalurkan ke dalam sistem Lattice, sebuah jaringan kesadaran situasional dan pengambilan keputusan yang dikelola oleh militer AS. Sistem ini menyatukan berbagai sumber informasi untuk memungkinkan komandan dan pasukan membuat keputusan cepat dan akurat selama operasi tempur.

Juru bicara Departemen Pertahanan AS yang dikutip oleh Defense One menyebut proyek ini sebagai "lompatan besar dalam integrasi manusia dan mesin di medan perang masa depan."

Pendekatan Tradisional dari Finlandia

Berbanding terbalik, Angkatan Darat Finlandia mengumumkan pada awal bulan ini bahwa mereka kembali mewajibkan pelatihan penggunaan peta kertas dan kompas bagi seluruh personel militernya. Langkah ini dipicu oleh pelajaran yang diambil dari konflik Rusia-Ukraina, di mana penggunaan sistem peperangan elektronik (electronic warfare/REW) secara intens mengganggu sistem navigasi dan komunikasi modern.

Dalam pernyataan resminya, Kementerian Pertahanan Finlandia menyebutkan bahwa “ketergantungan pada sistem digital membawa risiko besar di medan perang modern, dan kemampuan untuk bernavigasi secara manual menjadi keterampilan strategis yang tidak dapat ditinggalkan.”

Pelatihan ini mencakup kemampuan membaca medan secara analog, mengenali koordinat secara presisi, serta latihan kondisi ekstrem di mana peralatan digital tidak dapat digunakan.

Dua Arah Menuju Ketahanan Tempur

Kedua pendekatan ini mencerminkan perbedaan strategi dalam menghadapi kompleksitas konflik modern. Di satu sisi, Amerika Serikat mengandalkan teknologi mutakhir dan kecerdasan buatan untuk mempercepat respons dan meningkatkan akurasi keputusan. Di sisi lain, Finlandia menekankan pentingnya redundansi taktis dan keterampilan dasar, yang terbukti penting ketika sistem elektronik terganggu atau tidak dapat diandalkan.

Analis pertahanan Eropa, Lars Jørgensen, menilai bahwa “pendekatan ganda seperti ini bisa menjadi pelajaran penting bagi banyak negara. Ketahanan tempur bukan hanya tentang siapa yang memiliki teknologi tercanggih, tetapi siapa yang paling siap ketika teknologi itu gagal.”

Apakah Strategi Ini Relevan untuk Medan Perang Masa Depan?

Konflik berskala besar, termasuk kemungkinan perang nuklir atau konflik multi-domain, menuntut adaptasi ekstrem dari angkatan bersenjata global. Sistem berbasis AI seperti EagleEye menawarkan keunggulan dalam kecepatan dan volume data, sementara metode analog seperti peta dan kompas tetap menjadi tulang punggung navigasi saat teknologi rentan terhadap serangan siber atau gelombang elektromagnetik.

Meski belum ada data uji operasional publik yang dirilis, proyek helm EagleEye diperkirakan memasuki fase uji coba awal di unit pasukan khusus pada kuartal ketiga 2025.

Sementara itu, pelatihan topografi manual Finlandia telah mulai diterapkan secara nasional, dengan target seluruh prajurit aktif dan cadangan dapat menyelesaikan modul ini sebelum akhir tahun.

About the Author

Ngehuleng ID merupakan suatu entitas media independen yang memberikan informasi dan update seputar Militer dan Geopolitik dari seluruh dunia. Landasan kami dalam menyajikan konten adalah menekankan pada fakta, data, dan relevansi serta validitas i…

Posting Komentar

Cookie Consent
We serve cookies on this site to analyze traffic, remember your preferences, and optimize your experience.
Oops!
It seems there is something wrong with your internet connection. Please connect to the internet and start browsing again.
AdBlock Detected!
We have detected that you are using adblocking plugin in your browser.
The revenue we earn by the advertisements is used to manage this website, we request you to whitelist our website in your adblocking plugin.